Decision Support System dapat dikatakan sebagai sistem komputer yang
mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah
semi-terstruktur yang spesifik.
Tujuan Tujuan dari Decision Support System (DSS) antara lain adalah :
- membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur
- mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
- meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer daripada efisiensinya.
Tahap-tahap
Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan antara lain adalah :
-
kegiatan intelijen,
-
kegiatan merancang,
-
kegiatan memilih dan menelaah.
Kegiatan intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk
mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan
tahapan dalam perkembangan cara berfikir. Untuk melakukan kegiatan
intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana informasi yang
diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal
sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat.
Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan,
mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin
untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan
mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Pertimbangan-pertimbangan
utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah
situasi keputusan ini terprogram atau tidak. Sedangkan kegiatan memilih
dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan
tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap
tindakan yang telah dipilih.
Jenis-jenis
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:
- Mengambil elemen-elemen informasi.
-
Menaganalisis seluruh file.
-
Menyiapkan laporan dari berbagai file.
-
Memperkirakan dari akibat keputusan.
-
Mengusulkan keputusan.
-
Membuat keputusan.
Model
Model DSS terdiri dari:
-
Model matematika.
- Database.
- Perangkat lunak.
- Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
- Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
- Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis.
- Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
Bengkel Manchining Center PT. IPTN menerima pemesanan dari Engineering
Office. Pesanan yang datang berupa Jadwal Induk Produksi lengkap dengan
struktur produk, routing sheet dan lead time tiap item produk. Manajer
bengkel harus memutuskan dengan segera mampu atau tidak mampu melayani
pesanan tersebut.
Tanpa bantuan suatu sistem yang mampu menghitung kapasitas yang
tersedia dari bengkel tersebut dan yang juga mampu menghitung dengan
cepat kebutuhan kapasitas akan pesanan tersebut, keputusan dari manajer
tidak dapat segera terwujud. Kalaupun manajer dapat segera memutuskan
mampu, keputusan tersebut tentunya hanya berdasarkan pengalaman masa
lalu dan keberanian semata dalam mengambil keputusan.
Sehingga hasil akhirnya tidak seperti yang diharapkan. Suatu sistem
pendukung keputusan yang mampu membantu manajer menghadapi masalah
tersebut diatas telah berhasil dirancang dalam tesis Antonius Sarwedi (Teknik Industri ITB, 1995)
yang berjudul ‘RANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
WAKTU PENYELESAIAN PRODUK DAN PENENTUAN HARGA POKOK BARANG’.Untuk dapat
diterapkan di bengkel Machaning Center PT. IPTN pada kondisi riil sistem
tersebut perlu dimodifikasi karena pada sistem ini JIP yang digunakan
adalah JIP feasibel. Pada tugas akhir ini Sistem Pendukung Keputusan
telah berhasil dimodifikasi dengan memperhitungkan penjadwalan ditingkat
shop floor sehingga didapatkan JPI realistis. Akan tetapi ternyata
sistem ini tidak dapat diterapkan di bengkel Machining Center PT. IPTN
pada kondisi riilnya. Hal ini disebabkan karena di bengkel tersebut
tidak tersedia data struktur produk, data routing sheet dan data
kapasitas mesin tersedia. Penerapan DSS dalam Manajemen Akademik
Dalam berbagai proses manajemen akademik, proses pengambilan keputusan
telah banyak bergantung pada DSS yang telah dikembangkan. Penerapan DSS
diterapkan pada saat :
- keputusan penerimaan mahasiswa baru,
- evaluasi prestasi akademik,
- yudisium, dan
- penentuan mahasiswa berprestasi.
- Basis data sumber daya manusia / ketenagaan yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Ketenagaan (SINAGA), termasuk di antaranya basis data presensi/absensi pegawai (aplikasi Absensi sidik jari).
- Basis data akademik yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Akademik (SIAKAD), termasuk di antaranya basis data penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (aplikasi SIPEN dan aplikasi SIPEMAS).
- Basis data aset / sarana-prasarana yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi SARANA-PRASARANA (SINAPRA).
- Basis data kemitraan / kerjasama yang dikelola dalam aplikasi Sistem Informasi Kerjasama (SIKERSA).
- Basis data keungan yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan (SIAKEU).
Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain adalah :
- Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan.
- Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
- Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
- Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnyalebih baik.
- Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman.
- Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif.
- Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
-
Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh :
-
Faktor teknologi
-
Faktor kompleksitas struktural
-
Faktor pasar internasional
-
Faktor stabilitas politik
-
Faktor konsumerisme
-
Faktor intervensi pemerintah
-
Faktor informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut,
-
Faktor gaya pengambilan keputusan dan
-
Faktor kemampuan (intelegensi ,persepsi, dan falsafah) serta
-
Pertimbangan pengambil keputusan. Pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang diambil . Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan informasi yang sahih mengenai kondisi yang telah, dan mungkin akan terjadi, kemudian mengolah informasi tersebut menjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai bahan pertimbangannya dalam memutuskan langkah yang akan dilaksanakannya, sehingga keputusan yang diambil diharapkan dapat menrberikan keuntungan yang maksimal.
- Menggunakan aplikasi Computer Base Information System (CBIS) untuk lingkungan kelompok, seperti: Electronic Meeting System (EMS) dan Group Decision Support System (GDSS). Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (group decision support system), atau GDSS adalah suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar